Beras Petani Sepi Pembeli, Pemkab Diminta Cari Solusi

Beras Petani Sepi Pembeli, Pemkab Diminta Cari Solusi

www.detakjambi.com,Tanjab Barat -  Beras petani di wilayah kecamatan Senyerang, kabupaten Tanjab Barat sepi pembeli. Petani keluhkan hasil panen yang tak kunjung terjual.

Sejumlah petani sawah di wilayah Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjab Barat mengeluhkan hasil panen mereka yang tak kunjung terjual. Berharap pemerintah daerah segera mencarikan solusi untuk menyelesaikan masalah ini.

Ketua DPC  Gerakan Kebangkitan Petani dan Nelayan Indonesia ( Gerbang Tani) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Suheri Abdullah saat turun ke Senyerang mengaku mendapatkan keluhan sejumlah petani terkait beras para petani yang sepi pembeli khususnya di Kecamatan Senyerang.

Dikatakannya, penyebab beras petani tidak terjual yakni para pembeli  tidak lagi membeli hasil panen di wilayah Senyerang.

“Kalau biasanya kan dari Kualatungkal yang beli di sini, tapi sekarang sudah tidak ada lagu, sehingga para petani kebingungan menjual hasil panen mereka," ujar Heri (27/3/2021)

Selain itu, harga beras ditingkat petani yang sangat murah membuat para petani enggan menjual hasil pertaniannya.

" Harga beras ditingkat petani saat ini sangat murah, yakni berkisar antara Rp.600 ribu hingga Rp.700 ribu per kwintalnya, sehingga para petani enggan menjual berasnya. Padahal biasanya harga beras berkisar antara Rp.850 hingga Rp.900 ribu perkwintalnya," terangnya.

Padahal saat ini, diwilayah Senyerang sudah mulai musim tanam dan menjelang puasa, sehingga para petani butuh modal untuk puasa dan kembali bercocok tanam.

"Saat ini para petani diwilayah Senyerang kan musim tanam, sehingga butuh modal untuk tanam, apalagi menjelang puasa ramadhan," ungkapnya.

Dia berharap pemerintah kabupaten Tanjab Barat, dapat mencarikan solusi terhadap apa yang menjadi keluhan para petani di wilayah kecamatan Senyerang.

"Saat saya turun ke lapangan hal itu yang menjadi keluhan para petani, menurut mereka ada puluhan ton beras yang saat ini tersimpan karna tidak ada pembeli, kita berharap Bulog dan Pemkab dapat secepatnya mencarikan solusi untuk para petani ini, " tegas Hery.

Terpisah Rusdan salah satu pengusaha penggilingan padi di wilayah Senyerang membenarkan apa yang disampaikan ketua DPC Gerbang Tani Tanjab Barat tersebut.

" Sejak masa pandemi ini beras para petani yang ada di gudang sepi dari pembeli, kondisi ini tidak hanya berimbas terhadap petani saja, tapi juga berdampak terhadap kami yang memiliki usaha penggilingan padi, " sebutnya.

Menurutnya juga, pada masa sebelum pandemi covid pemasaran beras petani stabil baik harga beras maupun jumlah permintaan dari pembeli.

" Sebelumnya lancar, sejak setahun belakangan ini saja yang boleh dikatakan tidak jalan, termasuk harganya juga ikut merosot saat ini, " tutupnya. (Red)