ONE DAY ONE VOICE – Kampanye 16 HAKTP Forum Perempuan Muda/FPM Dampingan APM JAMBI “Diskusi dan Aksi Perempuan Muda Bersuara”.

ONE DAY ONE VOICE – Kampanye 16 HAKTP Forum Perempuan Muda/FPM Dampingan APM JAMBI “Diskusi dan Aksi Perempuan Muda Bersuara”.


ONE DAY ONE VOICE – Kampanye 16 HAKTP

Forum Perempuan Muda/FPM Dampingan APM JAMBI

“Diskusi dan Aksi Perempuan Muda Bersuara”.


Dalam rangka perayaan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan/HAKTP tahun 2023, Forum Perempuan Muda dampingan APM Jambi mengadakan kegiatan yang bertajuk One Day One Voice dengan tema : “Merayakan Aktivisme Pengorganisiran Perempuan Muda dalam Mendorong Agenda Politik Perempuan”. 


Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2023 di Taman Agrowisata desa Mampun Baru Kecamatan Pamenang Barat, Merangin – Jambi ini merupakan kerja sama antara APM Jambi dan FAMM Indonesia. 


Peserta dalam kegiatan diskusi ini berjumlah 25 orang perempuan muda yang pada saat pemilu 2024 nanti sebagian besar adalah pemilih pemula. Mereka berasal  dari perwakilan kelompok perempuan muda dampingan APM yang tersebar di 6 desa dalam 4 kecamatan di Kabupaten Merangn. Kegiatan  ini dilakukan dalam bentuk diskusi dan aksi perempuan muda bersuara. Melalui Brainstorming /curah pendapat, sesama peserta saling menyampaikan pandangannya terkait persoalan seputar politik yang dialami dan dirasakan  di kalangan perempuan muda. Di akhir sesi peserta diajak untuk bersuara  mengenai budaya politik yang baik, keberpihakan dan dukungan pada kepemimpinan perempuan melalui platform media sosial dan teknologi informasi lainnya  yang mereka miliki membentuk opini publik yang positif dan menjadi agen perubahan sosial dalam proses politik.


“Kegiatannya sangat menyenangkan, akrab, tidak membosankan dan banyak pembelajaran baru yang saya peroleh tentang pemilu. Selama ini saya  hanya tahu bahwa penyelenggara pemilu itu hanya Komisi Pemilihan Umum/KPU, ternyata ada lagi satu lembaga bernama Badan Pengawas Pemilu/BAWASLU, yang masing – masing bertugas sebagai penyelenggara dan pengawas Pemilu”, ujar Dian, salah satu peserta dari desa Bukit Beringin Kecamatan Bangko Barat.


Sementara menurut Gaitsa Shofa, salah satu peserta dari desa Mampun Baru Kecamatan Pamenang barat mengatakan,” Tadinya bicara politik perempuan itu yang ada dalam benak saya hanya perempuan yang menjadi Caleg.  Dalam forum ini menjadi lebih paham bahwa perempuan  yang menjadi anggota BPD, Kepala desa, kepala dusun, ketua Osis, pengurus Karang Taruna  maupun  terlibat dalam organisasi kemasyarakatan  lainnya pun termasuk kepemimpinan perempuan, jadi intinya bagaimana perempuan memiliki pengaruh”.


Latar belakang kegiatan ini karena remaja perempuan sering diasumsikan sebagai  individu yang tidak memiliki minat terhadap politik. Di usia yang relatif muda, remaja perempuan lebih tertarik kepada isu-isu yang lebih dekat dengan kesehariannya dibandingkan dengan isu politik atau ekonomi. Mereka berpendapat bahwa isu politik atau ekonomi sangat membosankan dan begitu serius. Selain itu, isu tersebut tidak mendatangkan manfaat langsung bagi kehidupan mereka. Ketidaktertarikan remaja perempuan kepada politik juga diiringi dengan rendahnya kesadaran mereka akan tugas dan tanggungjawab sebagai pemilih pemula. Remaja perempuan melihat tanggungjawab sebagai pemilih pemula hanya sebatas datang ke tempat pemilihan suara (TPS) untuk kemudian memilih salah satu kandidat atau partai politik. Padahal, kegiatan tersebut tidak hanya sebatas ritual mencontreng. Ada makna dan dampak yang sangat besar dibalik ritual tersebut.


Pun demikian sebenarnya tidak sedikit anak muda / perempuan muda seringkali aktif memobilisasi masyarakat melalui platform media sosial dan teknologi informasi lainnya. Mereka menggunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan pendapatnya tentang isu-isu penting, sehingga kampanye tersebut dapat menarik perhatian publik dan membentuk pandangan yang berpengaruh dalam proses pemungutan suara dalam pemilu.


Terakhir, untuk memaksimalkan pengaruh positif perempuan muda dalam politik dan pemilu, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk menciptakan lebih banyak ruang dan kesempatan bagi perempuan muda untuk berpartisipasi dalam proses politik, diskusi dan aksi perempuan muda bersuara  ini hendaknya mampu untuk membentuk opini publik yang positif dan menjadi agen perubahan sosial dalam proses politik, terutama pada Pemilu dan pemilukada tahun 2024 mendatang.




Narasumber:

Suti/APM Jambi